Kamis, 07 April 2011

Paguyuban Waranggono Mekarsari Luput Sentuhan

Kediri, Pasopati – Paguyuban Waranggono Mekar Sari Desa Banyuanyar Kecamatan Gurah kabupaten Kediri setelah hampir lima tahun tanpa ada sentuhan dari pemkab. Kediri akhirnya berani sambat, agar ke depan pihak Dinas Budaya dan Pariwisata kabupaten Kediri ikut memberikan pembinaan kepada para waranggono, baik yang tergabung dengan paguyuban Mekar Sari maupun yang di luar paguyuban tersebut.
Seperti yang di ungkapkan oleh sesepuh paguyuban Mekarsari Sastro Miharjo Gumun atau lebih akrab dipanggil Mbah Gumun Sabtu (19/3). Mbah Gumun memaparkan sepeninggal Bu Jum (ketua paguyuban 4 tahun lalu) praktis kegiatan para waranggono seakan bak anak ayam yang kehilangan induknya, “Jadi berjalan sendiri-sendiri, bahkan bisa dibilang mereka tidak pernah latihan, apalagi setelah perangkat gamelannya tidak ada karena di ambil orang praktis berbagai kegiatan terhenti” jelasnya.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Paguyuban Waranggono Mekarsari Katijo melalui Andik Suciati dan Ramiati waranggono yang tergabung dalam paguyuban Mekarsari. Andik dan Ramiati mengharap kepada Pemkab Kediri agar sudi memberikan pembinaan kepada para waranggono.
Menurut mereka upaya pembinaan tersebut dapat berupa saja yang penting apa yang mereka lakukan dihargai sebagai karya seni dan eksistensi mereka mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten Kediri.
Kedua waranggono tersebut juga berharap Dinas Budaya dan Pariwisata kabupaten Kediri juga memberikan arahan yang pasti tentang formasi tarian antara waranggono dengan para audien khas Kediri,
“Kalau Malang, Tulungagung dan Bojonegoro sudah punya ke khas_an tersendiri formasi tarian mereka, tapi daerah Kediri ini saya juga bingung karena di Kediri formasi tarianya tidak ada pakemnya, jadi formasi tarianya berubah-ubah” jelas Andik.
Ramiati juga menuturkan dalam beberapa tahun ini intensitas latihan mereka bisa dibilang tidak ada sama sekali karena paguyuban mereka tidak punya perangkat gamelan, “Dulu kami dapat bantuan gamelan dari kabupaten tapi kemudian diambil oleh seseorang dan tidak dikembalikan, ya akhirnya kita belajar dari kaset saja. Maka kami berharap pihak kabupaten sudi memberi bantuan perangkat gamelan untuk mendukung eksistensi kami”, ungkap Ramiati.  (isa)
Berita Terkait

Warta Pasopati News Sebelumnya

  © PASOPATI Online ...Berita Informatif.Dan . Akuntabel

Ke : HALAMAN UTAMA