Senin, 29 Agustus 2011

Konsulidasi Pengurus Dan Pembina Panji Pewarta

Kediri, PasOpati  – Adanya isu bahwa Panji pewarta pada saat ini mengalami krisis komunikasi dengan beberapa anggotanya dijawab dengan baik oleh pengurus paguyuban tersebut. Di penghujung bulan Romadhon pengurus dan pembina paguyuban wartawan Kediri Raya Panji Pewarta mengadakan konsulidasi guna membahas langkah ke depan paguyuban tersebut, acara itu diselenggarakan dengan suasana penuh kekeluargaan dan penuh haru.

Dalam acara yang dikemas buka bersama tersebut, tidak ada pembahasan secara khusus, “Agenda ini murni buka puasa bareng pembina, jadi tidak ada pembahasan secara khusus mengenai Panji Pewarta”  jelas Andhi Mahfudhi selaku ketua Panji Pewarta.

Lebih jauh Andhi memaparkan memang dalam acara tersebut ada pembicaraan mengenai langkah ke depan yang dapat di tempuh oleh Panji Pewarta, termasuk di antaranya pemantapan program Panji Pewarta namun semua itu sebatas konsulidasi biasa saja, “Tidak ada permasalahan yang sangat mendesak untuk dibahas” jelasnya.

Acara yang digelar di RM Lanny 2 tersebut berlangsung penuh keakraban dan penuh haru, mengingat kesempatan yang sangat jarang antara pembina dan pengurus paguyuban tersebut dapat berkumpul bareng.
Pembina Panji Pewarta Ronny Surono mengisyaratkan hendaknya ke depan Panji Pewarta agar lebih menajamkan program-programnya, “Dan yang lebih penting lagi agar membentuk link atau jaringan yang sangat kuat agar dapat bergerak lebih efisien” jelas Ronny Surono.

Lebih jauh Ronny Surono memaparkan, Panji Pewarta juga harus lebih selektif dan punya keberanian lebih untuk menegakan aturan baik kepada anggota maupun pengurusnya, “Jadi aturan tidak boleh rangkap anggota dengan paguyuban atau persatuan dengan organisasi yang sejenis tetap harus dijaga konsistensinya. Artinya kalau sudah menjadi anggota organisasi lain yang serupa dengan Panji Pewarta kita minta saja dengan baik-baik untuk mengundurkan diri dari Panji Pewarta” ungkap Ronny Surono. (aan)

Sabtu, 27 Agustus 2011

Puluhan Anak Di Bawah Umur Lebaran di Tahanan

Kediri, Pasopati - Lebih dari 50 anak di bawah umur di Eks Karesidenan Kediri tidak bisa merayakan hari raya Idul Fitri bersama keluarga di rumah. Pasalnya mereka harus menjalani masa hukuman di rumah tahanan.

Data dari Balai Permasyarakatan (Bapas) Kediri menyebutkan, sepanjang bulan Agustus ini ada 30 anak yang terlibat kasus hukum. Kebanyakan mereka terjerat pidana pengeroyokan. Kebanyakan dari mereka masih berstatus sebagai seorang pelajar

Kepala Bapas Kediri Syahrial Yuska mengatakan, masa tahanan mereka bervariatif, sesuai dengan kasus yang membelitnya.

Sejumlah pelajar yang terjerat kasus hukum, imbuhnya, akan terus didampingi hingga vonis pengadilan. Saat ini berkas perkara mereka berada di sejumlah kantor kejaksaan.

Selama tiga bulan terakhir, Bapas Kediri mencatat jumlah tindak pidana anak cenderung fluktuatif. Misalnya pada bulan Juni sebanyak 23 kasus. Tetapi pada bulan Juli naik menjadi 42 kasus, dan bulan Agustus turun menjadi 30 kasus. (nDol/koranmontera.com)

DPRD Kediri Kota, Menyoal Persik

Kediri, Pasopati - Kalangan DPRD Kota Kediri mempertanyakan legalitas (badan hukum, red) kesebelasan Persik Kediri. Pasalnya, meski Pemerintah Kota (Pemkot) setempat sudah mengucurkan dana milliaran rupiah, tetapi tim berjuluk Macan Putih justru belum memiliki legalitas yang terakui PSSI. Buktinya, untuk memenuhi syarat legalitas masuk ke liga profesional level I, Persik terpaksa merger dengan Minangkabau FC, peserta Liga Primer Indonesia (LPI).
" Tiga tahun lalu Persik memperoleh hibah dana melalui KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Anggaran itu diperuntukkan untuk mengurus legalitas Persik berupa Perseoran Terbatas (PT). Tetapi kenyatannya, Persik justru menggunakan badan hukum milik Minangkabau FC," ujar Wakil Ketua Komisi C DPRD Muzer Zaidib kutip beritajatim.com, Jumat (26/8/2011)
Informasi yang didapat, besar dana hibah yang sudah disetujui itu sekitar Rp 5 milliar. Anggaran itu diusulan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) tahun 2008 lalu.
Saat itu, Persik berkompetisi di ajang Indonesia Super League (ISL). Komisi C DPRD Kota Kediri berniat memanggil jajaran pengurus KONI untuk mempertanganya perihal itu. Saat ini, dewan tengah mengurus surat pemanggilan terhadap KONI. Terpisah, Ketua KONI Kota Kediri Heru Marwanto mengatakan, pihaknya akan segera mendalami hal tersebut.
" Kita akan cari bukti-bukti laporan terdahulu. Sebab, saya baru didefinitifkan sebagai Ketua Koni pada 2009 lalu," ungkap Heru. (sumber : beritajatim.com)

Sedekah Gudang Garam, Dikawal 750 Polisi

Kediri, Pasopati - Sebanyak 750 personil gabungan Polri, TNI dan keamanan dikerahkan untuk mengamankan pelaksanaan sedekah perusahaan rokok PT. Gudang Garam Tbk Kediri untuk para kaum duafa pada Sabtu (27/8/2011) . Untuk menghindari korban, rute pembagian dibagi menjadi 25 sekat.

Kapolres Kediri Kota AKBP Mulya Hasudungan Ritonga mengungkapkan, pihaknya telah memberi arahan untuk  memprioritaskan para ibu-ibu, dan anak-anak. Sementara waktu pembagian sedekah telah diatur sepagi mungkin

" Pukul 06.00 WIB pembagian sudah digelar. Untuk rentang waktu pembagian disesuaikan kondisi jumlah warga yang mengantri," ujar Mulya Hasudungan Ritonga.

Selain melakukan pengawalan terhadap proses pembagian sedekah, para petugas yang disiagakan juga memiliki peran dalam mewaspadai aksi kejahatan berupa, pencurian dan pencopetan

" Kami juga menggunakan pengeras suara guna menghimbau masyarakat agar berhati-hati. Mereka juga harus senantiasa waspada terhadap barang bawaan yang dibawanya," jelas Kapolres Kediri Kota. (*)

Kamis, 11 Agustus 2011

PJOK : “Kasus Ngablak Sudah Selesai”

Kapolsek : “Kasus Terus Berlanjut”

KEDIRI – Kasus perusakan saluran irigasi desa Ngablak Kecamatan Banyakan yang di bangun oleh PNPM MPd tahun anggaran 2011, di anggap sudah selesai dan tidak ada permasalahan lagi, hal tersebut diungkapkan oleh Putut Suharto PJOK PNPM MPd kecamatan Banyakan diruang kerjannya, kamis 11 Agustus 2011.
Dasar dianggap selesainya kasus tersebut karena sudah adanya kesanggupan dari pelaku ditingkat desa (TPK – red) untuk membenahi semua kerusakan. Lebih jauh Putut menuturkan karena PNPM MP merupakan program pemberdayaan maka apabila ada permasalahan yang ada didesa maka pihak pelaku ditingkat desa pula yang wajib menyelesaikan, “Kami hanya memantau saja” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah kesanggupan membenahi bangunan yang rusak tersebut dilakukan dalam suatu Musyawarah Desa Khusus? PJOK kecamatan Banyakan tersebut meng”iya”kan namun dia lupa kapan Musyawarah Desa Khusus tersebut dilaksanakan, “Tapi yang jelas sudah dituangkan dalam berita acara” tegas Putut.
Kapolsek Banyakan : “Kasus Ngablak berjalan Terus”
Ungkapan berbeda disampaikan oleh pihak kepolisian, menurut Kapolres Kediri AKBP Heri Wahyono melalui Kapolsek Banyakan AKP Sudarminto kasus perusakan saluran irigasi dusun Bagol Desa Ngablak masih terus di proses.
AKP Sudarminto mempertanyakan dasar penghentian kasus tersebut, "hingga hari ini tidak ada dasar yang kuat untuk menghentikan Kasus tersebut" jelas Kapolsek. Lebih jauh AKP Sudarminto menuturkan kasus di dusun Bagol desa Ngablak tersebut pada saat ini dalam taraf penyelidikan, “Jadi tidak benar kasus irigasi Ngablak tersebut sudah selesai, justru saya kaget kalau ada penyataan seperti itu” tegas AKP Sudarminto. (isa)

Rabu, 10 Agustus 2011

Bangunan Saluran Irigasi PNPM MPd Ngablak Dirusak

Kediri – Bangunan saluran irigasi PNPM MPd desa Ngablak Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri dirusak orang tidak dikenal, pekerjaan pembangunan saluran irigasi tersebut disinyalir baru dilaksanakan sekitar 40%. Dari data yang berhasil dihimpun oleh Pasopati perusakan tersebut diketahui oleh pelaku PNPM MPd pada hari Sabtu 6 Agustus 2011 sekitar jam 7 pagi.
Ketua BKAD Kecamatan Banyakan Nur Abidin mengungkapkan kepada Pasopati Selasa 9 Agustus 2011, dia juga sudah mendengar perihal perusakan saluran irigasi desa Ngablak, “Ada beberapa sebab yang belum dapat kita ungkapkan apa motif perusakan tersebut, namun apabila ada permasalahan yang timbul dalam kegiatan PNPM biasanya didahului dengan miskomunikasi baik antara pelaku dengan pelaku lainnya maupun antara pelaku dengan masyarakat. Namun dalam kasus di Ngablak ini kami belum berani menyimpulkan apa motifnya” ungkap Abidin.
Nur Abidin lebih jauh mengakui pada saat ini pelaksanaan PNPM MPd di kecamatan Banyakan memang perlu ada pembenahan disegala bidang, menurut dia (Abidin – red) pertama kali yang harus dibenahi adalah seputar kegiatan SPP dan UEP karena tunggakan dikecamatan Banyakan menurutnya sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan, “Kalau masalah perusakan didesa Ngablak itu kok saya kira sudah tidak ada permasalahan to, karena saya dengar sudah dibenahi”, tegas Nur Abidin.
Dari pantauan Pasopati dilapangan, Rabo 10 Agustus 2011 kerusakan saluran irigasi didesa Ngablak masih dibiarkan begitu saja dan belum ada pembenahan sama sekali. Kepala Desa Ngablak Mu’anam selaku pengendali kegiatan PNPM MPd didesanya mengungkapkan belum dapat memberikan pernyataan apapun terkait perusakan saluran irigasi tersebut karena pada saat akan dikonfirmasi kepala desa Ngablak tersebut sibuk mempersiapkan ujian tulis pengisian perangkat desanya.
Sementara itu PJOK kecamatan Banyakan Putut, ketika akan dikonfirmasi terkait perusakan saluran irigasi tersebut dia tidak ada diruang kerjanya. Namun dari informasi yang bisa diperoleh Pasopati kasus perusakan tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Banyakan, salah satu anggota Polsek Banyakan yang enggan disebutkan namanya membenarkan masalah adanya laporan tentang perusakan tersebut kepada Polsek, “Namun lebih jelasnya silahkan konfirmasi kepada Kapolsek”, jelasnya.  (isa)


Rabu, 03 Agustus 2011

Cerita Panji Semirang

Cerita Panji merupakan cerita Jawa asli. Cerita ini timbul pada zaman Kerajaan Kediri dan Jonggala. Tetapi menurut Prof. Poerbatjaraka baru dibukukan (disalin) pada zaman Kerajaan Mojopahit. Cerita Panji dianggap bersumber dari Kakawin Smaradahana yang ditulis oleh Mpu Dharmaja. Jadi ditulis dari bahasa Jawa kuno.
Hingga sekarang Cerita Panji ini banyak macamnya. Tetapi pokok ceritanya sama, yaitu tentang Panji Semirang. Nama-nama lainnya ialah: Hikayat Panji Kuda Semirang, Hikayat Dalang Indera Kusuma, Mesa Lara Kusuma Cabut Tunggal, Mesa Urip Panji Jayalelana, Undakan Panurat, Panji Jayang Tilam, Dewa Asmara, Endang Malat, Mesa Taman Wilakusuma, Panji Wilakusuma, Cekel Waneng Pati, Jaran Kinanti Asmarandana, atau Hikayat Noyokusumo.
Di Palembang cerita ini dikenal dengan nama Anggreni. Di Bali dikenal dengan nama Malat. Dalam bentuk syair dikenal dengan nama Syair Ken Tambuhan dan Syair Panji Semirang.
Secara ringkas, cerita panji ini adalah sebagai berikut.
Raja Daha mempunyai dua orang putri. Dengan permaisurinya ia berputra seorang bernama Galuh Candra Kirana, seorang putri yang cantik, dan lemah-lembut tutur katanya membuat orang tertarik kepadanya. Seorang putri lagi bernama Galuh Ajeng, keturunan yang diperoleh atas perkawinan dengan selirnya bernama Paduka Liku. Tabiat Galuh Ajeng tidak baik dan selalu iri hati terhadap kakak tirinya, Galuh Candra Kirana. Dayang-dayang dan orang-orang istana tidak senang kepadanya.
Baginda raja mempunyai beberapa orang saudara. Seorang menjadi raja di Kahuripan dan seorang menjadi raja Gagelang, seorang lagi wanita, menjadi pertapa di Gunung Wilis dengan gelar Gandasan.
Raja Kahuripan mempunyai seorang putra yang tampan dan baik perangainya, bernama Raden Inu Kertapati. Raja Kahuripan ingin supaya putranya menikah dengan putri layaknya sebagai menantu raja. Pilihan jatuh kepada putrid saudaranya yang cantik, yaitu Galuh Candra Kirana. Dikirimlah utusan ke Daha untuk meminang, dan dengan, senang hati raja dan rakyat menerima pinangan itu. Paduka Liku sajalah yang tidak senang. Timbul maksud jahatnya menyingkirkan permaisuri serta Galuh Candra Kirana, agar ia dapat menggantikan kedudukan sebagai permaisuri dan galuh Ajeng dapat dijodohkan dengan Raden Inu Kertapati.
Pada suatu hari dibuat tapai beracun dan disuruhnya seorang dayang memberikan tapai itu kepada permaisuri. Permaisuri senang hati menerimanya, karena baru pertama kali itu Paduka Liku mengirimkan makanan untuk dia. Selain itu Paduka Liku menyuruh adiknya minta azimat (guna-guna) kepada seorang petapa sakti, agar raja sayang kepadanya.
Ketika sedang duduk santai pada sore yangsejuk, permaisuri teringat kepada tapai pemberian Paduka Liku. Disuruhnya seorang dayang mengambil tapai itu. Baru saja tapai dimakan, tiba-tiba badan permaisuri kejang, mata terbelalak dan mulutnya berbusa. Dayang-dayang menjadi panik, menangis dan Candra Kirana menjerit ketika melihat ibunya dalam keadaan demikian. Demikian pula Mahadewi, selir baginda satu lagi sangat merasa sedih atas kematian permaisuri. Tergopoh-gopoh baginda datang dan sangat marah kepada Paduka Liku atas bencana yang ditimbulkannya. Namun setelah berhadapan dengan Paduka Liku, baginda berubah sikap menjadi tenang dan tetap ramah kepadanya.
Kabar tentang wafatnya permaisuri Daha sampai ke Kahuripan. Baginda raja Kahuripan merasa kasihan kepada Candra Kirana atas nasibnya itu. Untuk menghiburnya Baginda ingin mengirimkan bingkisan kepada calon menantunya. Raden Inu Kertapati disuruh membuat dua buah boneka. Satu dari emas dan satu lagi dari perak. Boneka. Emas dibungkus dengan kain biasa, dan boneka perak dibungkus dengan sutera yang indah. Setelah bingkisan tiba di Daha, Baginda menyuruh Galuh Ajeng memilih lebih dahulu. Karena tamaknya diambilnya bungkusan sutera dan yang berbungkus jelek diberikan kepada Candra Kirana.
Betapa gembira Candra Kirana setelah membuka bungkusan ternyata yang didapatkanriya adalah boneka emas yang berkilau-kilauan. Ditimang-timangnya boneka itu dan selalu dibawanya ke mana ia pergi. Akhirnya Galuh Ajeng mengetahui bahwa boneka kakaknya jauh lebih bagus dan ia ingin memilikinya. Atas bujukan Paduka Liku, Baginda menyuruh Candra Kirana agar menukarkan boneka itu dengan boneka Galuh Ajeng. Karena Candra Kirana tidak mau menyerahkan bonekanya, Baginda menjadi marah. Candra Kirana diusir dan terhuyung-huyung dituntun Mahadewi ke peraduannya, bersama para dayang dan pengasuh.
Keesokan harinya, menjelang subuh Candra Kirana dan pengiring-pengiringnya meninggalkan istana pergi tanpa tujuan. Di perbatasan antara Daha dan Kahuripan, menetaplah mereka, membangun kerajaan kecil dan dengan persetujuan dayang-dayang dialah yang menjadi rajanya. Untuk itu mereka harus menyamar sebagai pria dan ia sendiri mengganti nama dengan Panji Semirang. Untuk memperkuat kerajaan mereka melakukan perampokan dan memaksa semua orang yang ditahan menetap di tempat itu. Dengan demikian rakyat makin bertambah dan kerajaan makin kuat.
Berita tentang kerajaan Panji Semirang sampailah ke Kahuripan. Pada waktu utusan raja Kahuripan membawa barang-barang dan uang emas kawin untuk meminang Galuh Candra Kirana, mereka dicegat dan dirampok tentara Panji Semirang. Barang rampasan dan uang hanya akan dikembalikan apabila Raden Inu Kertapati datang menghadap Panji
Semirang.
Betapa heran dan takjub Raden Inu Kertapati memandang Panji Semirang, seorang raja yang menarik, simpatik, cantik, dan suaranya lembut merdu. Diadakanlah jamuan di istana Panji Semirang untuk menyambut kedatangan Raden Inu Kertapati. Keesokan harinya, setelah semua barang dan uang dikembalikan, berangkatlah Raden Inu Kertapati beserta rombongan meneruskan perjalanan ke Daha menyerahkan uang jujuran (mas kawin) kepada raja Daha.
Betapa sedih hati Panji Semirang memikirkan kekasihnya akan melangsungkan pernikahan dengan Galuh Ajeng di Daha. Karena itu ia memutuskan hendak pergi menjumpai bibinya, Biku Gandasari, di Gunung Wilis dengan berpakaian wanita, untuk minta nasihat. Biku Gandasari sangat terharu mendengar cerita dan derita kemenakannya itu. la menganjurkan supaya Candra Kirana pergi ke Gagelang ke tempat pamannya. Karena itu kembali Candra Kirana dan rombongan berpakaian laki-laki dan menyamar sebagai pemain gambuh (pengamen) dengan nama Gambuh Warga Asmara. Mereka berkeliling dari kota ke kota sambil ngamen. Sampailah ke Gagelang. Semua orang menyenangi permainan Gambuh Warga Asmara.
Sejak hari penama pernikahan Raden Inu Kertapati dengan Galuh Ajeng, ia menjadi pendiam, sedih hati, karena diketahuinya bahwa istrinya itu bukanlah Galuh Candra Kirana. Ia merasa tertipu oleh Paduka Liku. Betapa ingin hatinya berjumpa dengan Candra Kirana kekasihnya yang dicintainya. 'Untuk menghibur hatinya ia memutuskan
berangkat ke kerajaan pamannya di Gagelang. Para pengiringnya mengatakan bahwa di Gagelang ada rombongan pemain gambuh yang baik penampilannya. Usul itu dipenuhi karena memang Raden Inu merasa ingin hiburan.
Betapa menarik dan mengharukan permainan gambuh itu dan Inu Kertapati curiga melihat gerak-gerik para pemain gambuh yang luwes bagai wanita. Bahkan ia merasa telah pernah melihat wajah-wajah mereka. Karena hari telah larut malam, maka rombongan itu disuruh menginap di dalam kraton di puri pesantren. Di tempat peristirahatannya Candra Kirana mengenakan pakaian wanita karena rindu kepada kekasihnya, ditimang-timangnya boneka emasnya sambil menyanyikan lagu yang merawankan hati.
Raden Inu Ketapati ingin sekali mengetahui anggota Gambuh Warga Asmara yang sebenamya, dengan mengintip di tempat peristirahatan mereka. Alangkah terkejutnya ia setelah melihat seorang putri menimang-nimang boneka emas yang pemah diberikannya kepada Candra Kirana. Tanpa ragu lagi ia memastikan bahwa sebenamya wanita itulah Candra Kirana yang sedang dicarinya. Dengan hati yang tak sabar lagi pintu kamar dibukanya dan bertemulah keduanya melepaskan rasa rindu, kasih, dan mesra yang telah lama terpendam.
Candra Kirana dibawanya ke istana Kahuripan dan menyampaikan kepada Baginda apa sebenamya yang telah terjadi. Candra Kirana minta maaf atas kekeliruan yang telah diperbuatnya. Dipersiapkanlah segala sesuatu untuk upacara pernikahan resmi antara Raden Inu Kertapati dengan Galuh Candra Kirana.
Paduka Liku menjadi kecut hatinya tatkala mendengar berita itu. Raja Daha pun tak mau memperhatikannya lagi. Ia menyuruh adiknya untuk minta guna-guna kepada pertapa yang pernah diminta pertolongannya dulu. Tetapi sayang di tengah perjalanan adiknya itu disambar petir dan meninggal dunia. Paduka Liku putus asa lalu bunuh diri.***

Sunlife Finance Rangkul Para Usahawan Kediri.

Kediri – Sunlife finance pada hari Selasa 2 Agustus 2011 melakukan presentasi dengan para usahawan Kediri di Hotel Grand Surya. Perusahaan finance yang telah berkembang diberbagai kota besar di Indonesia mengajak masyarakat Kediri untuk merencanakan berbagai kebutuhan hidup saat ini dan masa mendatang lebih profesional dan lebih matang disetiap detil perencanaannya.
Perlu diketahui Hingga 31 Maret 2011, tingkat Risk Based Capital (RBC) Sun Life Financial Indonesia adalah 346 persen (konvensional dan syariah) – telah jauh melampaui ketentuan minimal Departemen Keuangan sebesar 120 persen, dengan aset Rp 4,33 triliun. Saat ini sunlife menyediakan berbagai produk inovatif melalui lebih dari 38 kantor penjualan di 25 kota di Indonesia.
Sun Life Financial Indonesia merupakan bagian dari Sun Life Financial, salah satu organisasi keuangan terkemuka di dunia. Didirikan pada 1865 dan berkantor pusat di Toronto, Kanada, Sun Life Financial beroperasi di berbagai pasar kunci di seluruh dunia.
Dalam sambutannya Ronny Suwono, selaku Asistant Distrik Manager Kediri, mengajak para audien untuk melihat berbagai peluang usaha dan merencanakan berbagai kegiatan yang akan dating menuju ke arah yang lebih baik. Hal senada diungkapkan oleh Aswin pemateri dari Jakarta, “Kita harus pandai membaca berbagai perkembangan yang terjadi pada saat ini dan akan dating, agar kita dapat bertahan” jelas Aswin. (isa)

Warta Pasopati News Sebelumnya

  © PASOPATI Online ...Berita Informatif.Dan . Akuntabel

Ke : HALAMAN UTAMA